PUISI UNGKAPAN ISI HATI

Udah lama nggak bikin puisi, kayaknya zaman rajin-rajinnya pas SMP. Ini sebenernya adalah tweak puisi dari postingan Instagram gue versi panjangnya. 

Malu sih tapi entah kenapa ya nulis puisi itu kayak menunjukkan sebuah kebebasan buat gue, tidak ada background sastra, seniman, bahkan menulis yang indah, cuma gue suka aja.

Kayaknya sih bisa jadi pengaruh nonton AADC saat masa puber dan bacanya buku AKU - Chairil Anwar yang pada masanya terlihat inspiratif dan keren, masuk dalam group mading, pake kaos kaki sampe lutut, rok sedikit di atas lutut, rambut diikat model ekor kuda, dan aktif di OSIS juga MPK *masih pada tau kan kepanjangan dari dua singakatan itu? :))*

Berikut nih puisi ala-ala gue....

Saat gelap datang, hanya cahaya hati yang dapat menjadi penolong untuk mengarahkan agar tidak salah langkah.

Namun..., cahaya hati tidak hadir begitu saja, perlu diciptakan, perlu dibina, perlu dijaga, dan perlu diperbaharui secara rutin.

Saat jiwa kosong, hanya sebuah teman yang setia yang dapat menjadi pengobat dari hampanya ruang.

Namun..., teman setia tidak mudah didapatkan, harus diseleksi, diuji, dirawat, diperhatikan juga karena ini sebuah hubungan simbiosis.

Saat nurani sudah mati, hanya sedekah dan siraman rohani yang bisa membawa keyakinan untuk menjalani hidup lagi.

Namun..., kadang banyak alasan untuk tidak sedekah dan mendengarkan ceramah, politik, keuangan, citra di depan masyarakat urban, ego yang tinggi, dan kepentingan pribadi kadang menjadi hambatan untuk ikhlas bersedekah dan mau mendengarkan masukkan dari yang ahli.

Semoga kelagauan, kegundahgulanaan, kebimbangan, keraguan, dan ketidakyakinan hati dapat berkurang dengan cahaya hati yang terang benderang atas nama Tuhan dan Ikhlas, insyaAllah...